Akibat Fanatisme Buta

By Dadang Merdesa
 Kata Rendra, pornografi itu tak begitu berbahaya, karena tergantung persepsi seseorang terhadap sesuatu yang dianggap porno. Walaupun di ruang publik tentu saja tak dibenarkan. Bukankah dijaman Khilafah-Katholik VICTORIA, sungguh puritan dan penuh kemunafikan…??

Yang berbahaya itu PORNOAKSI dan KORUPSI termasuk di dalamnya, tentunyaaahh…

Menurut survei, sebuah bangsa yang penuh dengan peraturan yang sangat ketat, justru banyak terjadi kejahatan yg tersembunyi dan melahirkan keMUNAFIKan juga perilaku IRASIONAL…

Keluarga yang sangat PROTEKTIF secara keAGAMAan, akan berakibat, terutama pada anak PEREMPUAN, diluar rumah menjadi liar, karena MEMBERONTAK…

Ingatlah hukum ARCHIMIDES, apabila air ditekan, maka akan berbanding berbalik sejumlah tekanannya…

Dalam istilah BUDDHA, segala sesuatu akan mendapatkan KHARMA…
Itulah yang menjelaskan, kenapa artis-artis bom-seks dan cenderung pemberontak, biasanya berasal dari keluarga yg sangat fanatik dalam keAGAMAan. Maka keARTISan sebagai sarana pemBERONTAKan alam bawah-sadar.

Itulah juga yang menjelaskan kenapa Para Aktivis dan Seniman yang anti terhadap MILITERISME dan SOEHARTO, biasanya justru berasal dari keluarga militer dan anak TENTARA. Yang masa kecilnya mungkin saja dididik secara disiplin keras, sehingga setelah dewasa merasa ada yang kehilangan masa kanak-kakaknya. Jadi seniman sebagai konpensasi dari rasa dendam. Sebagai contoh, Iwan Fals, Yenny Rosa Damayanti, Dik Doank dan seterusnya, silahkan ditelusuri.

Atau bisa juga anak dari seorang Kiai, yang sangat keras dalam menjaga rasa keAGAMAan…

Itulah mengapa lahir PROTESTAN, sebagai anti-tesa terhadap KHILAFAH-KATHOLIK, tentunyaaahh…
Bahkan ISLAM lahir pun sebagai jawaban terhadap IMPERIUM-KATHOLIK yang didirikan oleh Kaisar Romawi bersama Pengikut YESUS Allaihissalam bersekutu dengan Imperium-Romawi. Didirikan setelah 326 tahun YESUS Allaihissalam wafat, tentunyaaahh….
Batavia, 230617

Sudah Komunis, Islam Lagi !!

Sudah Komunis, Islam Lagi !!

By Dadang Merdesa

…Kulihat Leo Kristy senandungkan Lingling, tapi Komunis bukan kami punya…
Komunis = Komunal = keUMMATan = Setiap Para Nabi, memperjuangkan keUMMATan…

Maka barang siapa Anti KOMUNIS = ANTI PARA NABI dan keNABIan, tentunyaaahh….
Adapun Khilafah-Katholik turut serta membantai PKI, gegara mayoritas Anggota PKI berAgama-Islam, jadi PKI itu, sudah KOMUNIS, ISLAM lagih…
Sungguh kasihan PKI, hanya karena menjalankan keNABIan, jadi korban politik perseteruan antar KHILAFAH…
Sementara itu, seorang PETANI di Negeri GARUT, sewaktu ditahan di KORAMIL, dalam Peristiwa G30S, dibebaskan oleh Aktivis PNI, bagian Ormas PETANI, berkata dengan lantang;

“…iyaaah Kang Otang, daa sayah mah sanes PKI, sayah mah BTI…!!!”

Dengan lugu, sang Petani masuk lagi ke sel, mungkin juga dia kemudian bertani di Pulau Buru bagian dari NUSANTARA, tentunyaaahh…

Disisi lain, seorang Indonesianis, Ben Anderson, sekitar 3 tahun sebelum meninggal. Diwawancara radio Netherland, keluarkan statemen: ” …CSIS, Kompas dan Pengusaha Sofyan Wanandi yang tergabung pada Khilafah-Katholik, bersikap munafik. Sebab kalah sama NU, yang melalui Gus Dur, telah meminta maaf pada yang menjadi korban, yaitu Keluarga PKI….

Mungkin Khilafah-Katholik akan meminta maaf, nanti setelah berabad-abad kemudian. Seperti halnya, baru meminta maaf pada Almarhum Copernikus dan Galileo setelah lebih-kurang 500-an tahun kemudian. Yaitu sekitar tahun 1990-an, mungkin juga beralasan agar jangan sampai mengguncangkan keimanan Ummat Katholik yang berjumlah milyaran itu, tentunyaaahh…
Jakarta, 180617

Poros Nusantara VS Poros Maritim

By Dadang Merdesa


Sejatinya…

Dahulu istilah Jalur Sutera, bukan semata-mata perdagangan, melainkan rajutan Budaya dan Peradaban…

Negeri negeri yg terjalin dari NUSANTARA. Dalam hal ini sebagai pemasok rempah2, kayu gaharu, emas, perak dan yg utama adalah GANJA, untuk kebutuhan medis dan SPIRITUALITAS. Untuk dipasok ke Peradaban Mesir, Persia, India, Tiongkok, Romawi, Yunani, Arab bahkan Tanzania…

Pada zaman dahulu belum ada istilah Kapitalisme-Global, dg konsep mata uang, mereka berniaga dengan cara semacam pertukaran mata-dagangan, misalnya GANJA dari Atjeh, bertukar dengan kain SUTERA dari TIONGKOK…

Kalau sekarang, Jalur-Sutera hubungannya dengan KAPITALISME, bukan IDEOLOGI atau SPIRITUALITAS…

Sekarang atas nama DEKOKRASI yang tentu saja perangkat dari KAPITALISME-GLOBAL. Presiden, Gubernur, Walikota, dan Bupati. Mesti dipilih langsung (dibaca: “market”). Yang mereka para calon pemimpin dibandari oleh para KAPITALIS, kalau di Indonesia adalah yang disebut Para-Taipan Sembilan Naga Ria. Siapapun yang terpilih mesti balik modal pada PARA BANDAR, tentunyaaahh…

Itulah yang menjelaskan adanya hubungan antara POROS-MARITIM dengan OBOR: ONE BELT, ONE ROAD. Yang merupakan perangkat keras dari Kapitalisme-Global-CHINA, yang para pelakunya tersebar diseluruh dunia. Dan di Indonesia, mereka menguasai perdagangan, tambang, hutan, perbankan, property, tanah, narkoba, prostitusi,  kimia, makanan bahan pokok, dan seterusnya…


Maka yang ideal adalah POROS NUSANTARA, sebab Indonesia itu adalah Negeri kePULAUan, yang namanya kepulauan sudah pasti penghubungnya adalah LAUTAN, lebih lengkapnya LAUTAN KEMESRAAN. Dan sekaligus KEDARATAN BUDAYA, tentunyaaahh…

Maka NUSANTARA adalah Negeri Peradaban yang MERDESA: Adil-Makmur-Beradab, tentunyaaahh…

Dengan demikian POROS NUSANTARA akan terbebas dari sebagai  JONGOSnya Asing-Aseng-Asong. Dengan demikian RAKYAT INDONESIA punya karakter yang kuat dan mandiri, tentunyaaahh…

Maka Petani dan Nelayan menjadi Soko-Guru EKONOMI yang terdepan dalam persaingan EKONOMI – GLOBAL, tentunyaaahh…

Itulah yang menjelaskan kenapa sayah sebagai @PelukisMerdesa sedang merancang Pameran Lukisan Tunggal dengan tema “POROS NUSANTARA”, tentunyaaahh….


Guntur49, 100617

@DennyJA_WORLD Dan UUD2002

By Dadang Merdesa
Denny JA adalah pengusaha lembaga survei, yg merespon sistem pemilihan langsung pilkada dan Pilpres…

Dalam pemilihan yg langsung oleh RAKYAT, maka nilai-nilai sangat tidak diperlukan, yg terpenting adalah BANYAK DISEBUT di GOOGLE. Sebab RAKYAT hanya diperlukan ketika pemilihan yang berlangsung sekitar 3 menit, apa yg diingat oleh pemilih itulah yg dicoblos…
Itulah yang menjelaskan kenapa Denny JA bikin buku 33 Sastrawan yg Banyak disebut atau terpilih menurut logika market, dimana Denny JA, termasuk didalamnya. Otomatis Denny JA, jadi yang terpopuler di dunia medsos dan sejenisnya…
Itulah yg menjelaskan Denny JA, semakin diserang, justru semakin senang. Memang itulah yang diharapkan, agar banyak disebut di medsos, kapital semangkin membuncah, tentunyaaahh…
Jadi lelaku Denny JA tak ada hubungannya dengan “Penguatan Civil-Society”, melainkan Behaviour-Bussiness, belaka. Bagian dari Kapitalisme-Global, yang memang sudah dianut oleh Republik Indonesia versi UUD2002, tentunyaaahh…
Maka alam bawah-sadar Denny JA, sungguh gumbira-ria, bila ada kasus INTOLERANSI, yang kemudian dia bikin Puisi-essay PLURALISME. Semakin ada ketegangan, semakin memicu adrenalin untuk beternak Puisi-essay. Yang tentu saja semakin menambah jumlah KAPITAL. Dengan modal yang seminim-mungkin, keuntungan semaksimal-mungkin, tanpa insyaallah, tentunyaaahh…
Teman teman aktifis yang seangkatan dengan Denny JA, sesungguhnya banyak yang lebih cerdas. Tapi karena masih berpikir dan bersikap berdasarkan UUD45Aseli, maka tentu saja hidup cuma pas-passan. Kalau Denny JA, cara bertindak dengan pendekatan UUD2002 versi amandemen, tentu saja kaya raya dan agak religius-material-dialektik, tentunyaaahh…
Pernah aku ikut lomba melukis merespon Puisi-Essay Denny JA. Aku tidak mengharap untuk menang, karena bagi saya SENI haram untuk dilombakan, memangnya olah raga lari cepat…??

Aku minta sama panitia agar lukisanku cukup dipamerkan saja, tak perlu dimenangkan sebagai juara satu, atau dua-setengah, tentunyaaahh…

Adapun maksud Denny JA, membuat lomba, disamping agar namanya banyak disebut, juga karena terinspirasi oleh kata-kata yg diucapkan John F Kennedy,

“Politik itu kotor, puisilah yang membersihkan…!!!”

Lalu aku kritik, Denny JA, sebagai Pebisnis-Politik = kotor, tapi kenapa juga mengadakan LOMBA yang hakekatnya adalah PERTARUNGAN…??

Berarti “Politik adalah kotor, maka musti dibersihkan oleh Bisnis-Politik, tentunyaaahh…”
Kalau menurut saya sebagai @PelukisMerdesa = Mpu = Penasehat Raja = Penasehat Bupati, Walikota, Gubernur dan Paduka Yang Mulia Pemimpin Besar Revolusi Mental-Mentul Haji-umroh Mas Ir. IWOKOJ. Memberi saran pada para AKTIVIS, silahkan pilih Lelaku dengan nilai-nilai UUD45Aseli, atau memilih Lelaku – Bisnis UUD2002. Pilihlah dengan konsisten, kedua pilihan sama baiknya, tergantung sudut-pandang atau persepsi masing-masing…

Tentunyaaahh…

Tentunyaaahh…

Tentunyaaahh…
…terlanjur hidup, maka jalani saja dengan merdesa: Adil-Makmur-Beradab…
Bekasi, 090617

Federasi Nusantara Dan Segala Hal Yang Perlu Diperjuangkan

By Dadang Merdesa
Ketahuilah…

PDIP lumayan besar di Jawa Barat, sebab sejak PKI dibubarkan, mayoritas eksodus ke PDI, terlebih setelah jadi PDIP…
Adapun Keluarga DI-TII dan sebagian Ummat PNI: Partai Nasionalis Indonesia, hijrah ke GOLKAR…
Kini,

Paska Revolusi 212, dan Pilgub DKI Jakarta, Ummat Marhaen dan Kaum Muslimin, banyak yang beralih ke GERINDRA…
Itulah resiko pemilihan langsung dari Pilpres dan PILKADA. Selera Rakyat terhadap Partai dan Figur Pemimpin sangat dinamis dan berlebihan. Sementara Elit Partai dan Elit Penguasa, sangat minus keADABan, bagaikan serigala berebut buruannya…
Maka solusi dari kondisi sedemikian itu, sudah sepuluh tahun lebih saya wacanakan kePEMIMPINan dengan Lelaku Dijalan KeBUDAYAan sekaligus keNABIan. Sesuai dengan ayat di Quran:

“…Kuciptakan manusia ber-SUKU-BANGSA agar saling mengenal…”

Suku-Bangsa adalah entitas keBUDAYAan. Itulah mengapa ada semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Yang sejatinya konsep keTATA-NEGARAan Bangsa-Bangsa di NUSANTARA adalah FEDERASI, Federasi Nusantara. Seperti yang dianut Masyarakat Aseli Benua Amerika…
Di Quran juga, tertera ayat yang menyatakan,

“Disetiap Negeri, Diturunkan Para Nabi dan keNABIan, yang berasal dari Negeri tersebut…”

Itulah kenapa saya bersetuju dengan istilah “DEMOKRASI-TERPIMPIN”

Yang berkoneksi dengan PANCASILA pada sila 4,

“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah, Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”

Yang kini, setelah UUD45Aseli diamandemen jadi UUD2002, satu-satunya institusi yang masih menganut Demokrasi-Terpimpin, adalah TNI. Yang masih menganut sistem hirarki dalam jenjang Pengambilan kePUTUSan keBIJAKan. Yang tentu saja masih logika DEMOKRASI, tak ada hubungannya dengan MILITERisme. Justru sekarang ini ada banyak tokoh SIPIL ketum partai tapi kelakuan FASIS dan MILITERISTIK dan beraroma MILITERISME dan berpenyakit SIPILis…
Dari uraian diatas, justru Konsep Negara IMPERIUM, sangat bertentangan dengan Lelaku keNABIan. Itulah yang menjelaskan kenapa Nabi Muhammad SAW mengirim surat pada Kaisar Romawi,  untuk mengajak kembali ke ISLAM = Nilai-nilai keNABIan = BerSERAH-DIRI pada Sunnahtulloh, hukum SMESTALAM = pasrah = selamat…

Dari situlah konsep Khilafah Hizbut Tahrir adalah konsep IMPERIUM, seperti halnya dengan konsep Khilafah Wahabi juga Khilafah Katholik…

Maka dengan sendirinya, kalau saja Khilafah HTI dibubarkan, maka Khilafah-Wahabi, Khilafah-Syiah dan Khilafah-Katholik juga musti dibubarkan, sebab sama-sama berkonsep Imperium, tentunyaaahh…
Adapun “Saya Pancasila” sangatlah bertendensi untuk menghilangkan sisi “keMANUSIAan”. Sebab ada usaha untuk penyeragaman Manusia Nusantara, yang berdampak pada hilangnya JATI-DIRI keNUSANTARAan dan Peradaban Bangsa-Bangsa NUSANTARA. Sehingga, Manusia Indonesia jadi minus KREATIFITAS, jadi gerombolan yang gampang dikendalikan oleh Imperium Kapitalisme-Global dan Imperium #KapitalismeGlobalCHINA, dengan kata lain Jalur Perdagangan OBOR One Belt, One Road, tentunyaaahh…
Jakarta, 080617