Gestur Ahok

#Ahok punya kecenderungan merasa nikmat bila diserang, adrenalinnya aktif bila dipojokan, alam bawah-sadarnya punya rasa dendam, kemungkinan karena masa kecilnya punya traumatik dipojokan oleh lingkungan sosialnya…
Gestur Ahok bisa seperti itu, adalah perkara psikologis. Akibat paska G30S-65, dimana Warga Tionghoa terkena stigma “Sebagai PKI” Partai BAPERKI berafiliasi dengan PKI. Paska G30S-65, Ahok masih kanak-kanak, secara psikologis dipastikan akan berdampak pada jiwanya, (walaupun orang tuanya Ahok belum tentu anggota BAPERKI). Itulah yang menjelaskan kenapa seorang Ahok ketika berkuasa cenderung arogan pada Warga Mayoritas. Sebab kompensasi dari dia yang merasa sebagai ‘minoritas’ Di Indonesia, walaupun sebagai orang Belitung, Warga Tionghoa banyak jumlahnya.
Ahok menggusur rumah orang miskin karena merasa terpuaskan masa kekanak-kanaknya “Rasain luh”
Ahok sebagai pejabat-publik berani menafsir Quran, padahal sejak presiden Soekarno hingga Jokowi, paling berani mengutip Quran, sebab dengan menafsirkan Quran pasti akan terjadi perdebatan, berbeda dengan hanya mengutip. Hal ini dilakukan oleh Ahok, alam bawah-sadarnya berkeinginan justru agar Warga Jakarta yang mayoritas beragama Islam marah. Ketika Mayoritas marah, maka adrenalin Ahok menjadi aktif dan merasa nikmat kekanak-kanakannya.
Ahok sering memarahi bawahannya dengan kata-kata kasar, mirip anak-anak yang merasa superior berkelahi dengan temannya. Tak peduli pada perempuan dan orang yang usianya lebih tua dari dia.
Ahok sering mempertontonkan aktifitas diskusi dengan bawahannya, diruang kantornya, lalu me-video-kan, kemudian me-sare-kan di youtube. Dalam psikologi, Ahok mengidap snobis, pamer kekuasaan.
Melihat gestur Ahok, saya jadi teringat akan Hitler, yang masa kecilnya “Merasa dihinakan oleh Orang Yahudi”. Ketika masa kanak-kanak, Jerman dilanda krisis-ekonomi, Rakyat kebanyakan hidup miskin. Disisi lain, masyarakat Yahudi, kebanyakan pemilik bank, dianggap oleh Hitler hidup makmur, namun tetap rajin berdoa di sinagog meminta kelimpahan rejeki. Itulah yang menjelaskan kenapa Hitler ketika jadi Penguasa, jadi berbalik jadi SUPERIOR terhadap Masyarakat Yahudi dan Negara-negara tetangga Jerman.
Pada dasarnya, orang seperti Ahok dan Hitler, ketika masa kanak-kanak dalam status INFERIOR, ketika dewasa menjadi SUPERIOR…
Penyakit seperti ini, banyak diidap teman-temanku yang aktifis Angkatan 80-an, yang kelahiran 60-an, dimana terjadi Peristiwa G30S-65. Mereka cenderung apriori, tak rela temannya memperoleh kemajuan dan kemakmuran. Bangsa yang mengidap INFERIOR, kelakuannya cenderung; kebawah menindas, sesama saling-jegal, keatas menjilat pantat Asing-Aseng-Asong….!!
Aku kenal Ahok, ketika sering kumpul di acara Kongkow Bersama Gus Dur, di radio 68H, Utan kayu. Itulah yang menjelaskan kenapa Gus Dur bersedia jadi jurkamnya Ahok waktu mencalonkan jadi Bupati Belitung…

Guntur49-Manggarai, 181016